30 Aug 2019, 13:11 WIB

Sejak Resmi Akuisisi K-Vision, Saham IPTV Telah Melonjak 39%

Sejak Resmi Akuisisi K-Vision, Saham IPTV Telah Melonjak 39%
Market - Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) bergerak liar pada perdagangan hari ini (30/8/2019). Hingga berita ini dimuat harga saham IPTV telah melesat 24,8% ke level Rp 312/unit saham dan menduduki posisi runner up emiten dengan cuan tertinggi.
Grafik di atas menunjukkan bahwa dua hari lalu, tepatnya 28 Agustus, harga saham perusahaan juga berhasil ditutup menguat 11,93%.


Nah, setelah ditelaah lebih dalam, besar kemungkinan emiten Grup MNC yang pada 8 Juli 2019 baru melantai di BEI diburu investor karena rilis perusahaan yang mengumumkan telah secara resmi menyelesaikan akuisisi K-Vision dengan kepemilikan saham mencapai 60%.

Informasi penyelesaian proses akuisisi tersebut disampaikan manajemen perusahaan dalam press release tanggal 28 Agustus 2019.

Dengan demikian, semenjak informasi tersebut dirilis, akumulasi kenaikan harga saham perusahaan mencapai 39,19%.
Akuisisi ini diharapkan akan mendongkrak kinerja perusahaan melalui tambahan 120.000 pelanggan baru per bulan, di luar pertumbuhan pelanggan dari tiga anak perusahaan, yakni MNC Vision, MNC Play, dan MNC Now.

Sebagai informasi tambahan, sepanjang paruh pertama 2019, IPTV akhirnya berhasil mengantongi keuntungan sebesar Rp 22,9 miliar, dari total target yang ingin dicapai tahun ini senilai Rp 172 miliar.

Pada dasarnya, sejak tahun 2016 hingga 2018, IPTV selalu mencatatkan rugi tahun berjalan dengan nilai kerugian tahun lalu mencapai Rp 47 miliar. Total pemasukan perusahaan juga tumbuh relatif stabil, dengan rata-rata pertumbuhan 2 tahun terakhir hanya di level 3,72% secara tahunan.

Lebih lanjut, selama 3 tahun terakhir, tingkat hutang perusahaan terus tumbuh. Hal ini terlihat dari rasio debt-to-equity (DER) yang naik dari 0,86 kali di tahun 2016 menjadi 2,02 kali tahun lalu.

DER menunjukkan tingkat utang perusahaan yang dihitung dengan membagi total utang dengan total ekuitas. DER bisa juga menandakan resiko kredit perusahaan, semakin tinggi nilainya maka semakin besar resiko kredit.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)

Sumber: www.cnbcindonesia.com

RECENTS
ARCHIVE